Halaman

18 November 2007

To My Friends

"Dicintai seseorang begitu dalam memberikan kita kekuatan. Mencintai seseorang begitu dalam melahirkan keberanian. Tapi satu yang pasti, jangan sampai cinta itu melebihi cinta kita kepada SANG PEMILIK cinta sejati, Allah, satu-satunya zat yang layak dicintai sepenuh hati, sehingga tidak ada lagi ruang tuk kebencian di hatimu...."

Begitulah bunyi SMS yang saya terima tanggal 4 Mei pukul 18:35 kemarin. SMS itu dikirim oleh teman sekolah saya ketika SMU. Ia baru saja menikah beberapa waktu yang lalu. Sebelumnya ia juga mengirimkan sebuah SMS tentang rasa cemburu berulang kali. Entah apa maksud di balik SMS tersebut. Saya tidak menanggapinya atau balik bertanya karena saat itu tak ada pulsa yang tersisa.

Istri saya yang juga membaca SMS tersebut meminta saya mengirim balasan. Akhirnya saya mengirim SMS balasan dengan nada sedikit bercanda.

"... Deeeeh, yang lagi jatuh cinta, berjuta rasanya......"

SMS saya pun dibalas.




"Terserah, aku gak lagi jatuh cinta, tapi lagi mengingatkan diri sendiri takut lupa..."

Lho, tidak jatuh cinta kok ngomong mencintai dan dicintai. Aneh, pikir saya. Untuk mengingatkan diri sendiri kok mengirimkan SMS ke orang lain, bukannya itu untuk mengingatkan orang lain. Saya jadi berpikir bahwa dia benar-benar sedang jatuh cinta. Benarkah pikiran saya itu? Wallahu a'lam.

--------------oooooooooo00000oooooooooo--------------

Rasa cinta merupakan anugerah yang diberikan Allah kepada seorang laki-laki kepada seorang wanita yang menjadi pasangan hidupnya, dan sebaliknya setelah keduanya melewati pintu pernikahan. Cinta keduanya telah sah. Apa yang haram sebelumnya sudah berubah menjadi 100% halal.

kepadanya, cintailah
kepadanya, sayangilah
karena ia adalah anugerah
aku mencintaimu karena Allah, katakanlah

Tinggal bagaimana kita me-manage rasa cinta dan sayang tersebut agar rasa tersebut tidak melebihi cinta kita kepada Allah. Wallahu a'lam.
Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim telah meriwayatkan dari Anas ra, bahwa Nabi talah bersabda : ”Tiga perkara, barang siapa yang tiga hal tersebut berada dalam dirinya maka ia akan mendapatkan manisnya iman; hendaknya Allah dan RasulNya lebih ia cintai daripada selainnya, hendaklah ia mencintai seseorang dan tidak mencintainya kecuali hanya karena Allah, dan hendaklah ia benci kembali kepada kekafiran seperti kebenciannya bila dilemparkan kedalam api.”

“Siapa saja yang memberi karena Allah, menolak karena Allah, mencintai karena Allah, membenci karena Allah, dan menikah karena Allah, berarti ia telah sempurna imannya.” (HR al-Hakim).

“Ada tujuh (golongan) yang mendapatkan naungan Allah, saat tidak ada naungan kecuali naungan-Nya; penguasa yang adil, laki-laki yang mengingat Allah secara menyendiri kemudian air matanya mengalir, laki-laki yang hatinya tertambat dengan masjid saat ia keluar daripadanya sampai ia kembali lagi, dua orang yang saling mencintai karena Allah, mereka berkumpul dan berpisah karena-Nya, laki-laki yang menyembunyikan sedekahnya, sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang dikeluarkan oleh tangan kanannya, pemuda yang tumbuh (dengan senantiasa) beribadah kepada Allah serta laki-laki yang diajak oleh wanita yang berpangkat dan jelita (tetapi) ia berkata, ‘Sesungguhnya aku takut kepada Allah’.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar